Setelah mendapat pengalaman pertama, aku menjadi ketagihan melakukan
hubungan layaknya suami istri lagi. Tak sia-sia rasanya keperjakaanku
diberikan kepadanya. Sebab, Bu Suti tidak pernah menolak ketika aku ajak
untuk bersetubuh. Bu Suti memiliki susu kecil ukuran 32 B, badan
langsing dengan tinggi badan 158 cm, dan memiliki pantat bahenol.
Kulitnya tidak seputih kulitku dan kulitnya pun tidak semulus dan
sekencang kulit abg. Maklum sudah 48 tahun. Tapi, darinya aku selalu
memperoleh kenikmatan yang tiada tara. Keluarga Bu Suti, setiap pagi
selalu sepi sebab, kedua cucu yang tinggal bersamanya sekolah pagi dan
biasa berangkat bareng suaminya yang hendak pergi bekerja.
Di rumahnya
hanya Bu Sutilah perempuan satu-satunya. Sebab, kedua cucunya adalah
laki-laki. Kedua cucunya itu dititipkan oleh anaknya dengan alasan kalau
tinggal bersama mereka di kampung tidak ada yang mengurus anaknya.
Suami istri itu keduanya bekerja pagi pulang sore. Pagi itu, adikku yang
masih berusia satu tahun menangis terus. Maka, walaupun belum jam 09.30
WIB (jam biasa aku mengantar adikku) aku antarkan saja adikku itu ke
rumah nenekku. Ketika lewat rumah Bu Suti terlihat ia sedang menyapu
halaman rumahnya. Dengan iseng sambil menggendong adikku, aku remas
pantat bahenolnya. Bu Suti cemberut sambil menatapku yang berjalan
sambil cengengesan. Setelah menitipkan adikku dan memberikan uang untuk
jajan adikku pada nenekku. Aku segera bergegas kembali ke rumah. Aku
lihat Bu Suti masih menyapu halaman rumahnya. Dengan sedikit berbisik,
aku ajak Bu Suti ke rumah. Ketika Bu Suti sudah mengiyakan akan menyusul
ke rumahku, aku pun segera ke rumah dengan perasaan senang dan deg
degan menunggu apa yang akan terjadi sebagai pengalaman keduaku. Seperti
biasa, aku lucuti seluruh pakaianku sampai telanjang bulat. Kemudian
aku lilitkan handuk untuk menutup kontolku yang sudah tegang dan keras
membayangkan persetubuhan yang bakal terjadi antara aku dan Bu Suti. Tak
lama, pintu rumahku terbuka. Jantungku berdetak kencang sekali. Aku
menjadi bingung mesti bagaimana dan mulai dari mana. Antara aku dan Bu
Suti hanya saling menatap. Ku lihat Bu Suti, sesekali memandang ke arah
kontolku yang sudah tegang dan mengeras di balik handuk. Tersungging
senyum di wajahnya, membuat ketegangan yang aku alami berangsur- angsur
menjadi lebih tenang. "ayo, Dek Puji ada perlu apa manggil ibu ke
rumah?" tanya Bu Suti yang seolah senang mempermainkan perasaanku yang
serba salah. "eemm ini bu. Aku boleh ngulangin kayak kemarin?" pintaku
penuh harap. "idih, ibu kan sudah tua. Sudah loyo. Kalau setiap hari
begituan mana sanggup!" jawabnya sambil tetap tersenyum menatapku. "ah,
ibu belum juga dicoba kok sudah bilang tidak sanggup!" sergahku. "yaudah
deh, tunggu sebentar ya. Ibu mau ke rumah dulu ngambil handuk biar
nanti kalau udah begituan biar langsung mandi." jawabnya dengan sedikit
genit. Aku menggangguk mengiyakan sambil terus menatap pantat bahenolnya
ketika ia berjalan ke luar pintu rumahku. Bongkahan pantatnya itu
membuatku berkali-kali menelan ludah. Betapa bahenolnya pantat Bu Suti
sampai membuat hasrat birahiku naik sampai ke ubun-ubun. Sambil
bersantai di kursi menunggu Bu Suti, aku mencoba mengingat segala adegan
film porno yang sering aku tonton. Namun, aku pun menjadi ragu apakah
Bu Suti akan mau diajak bersetubuh dengan berbagai gaya. Ketika aku
mulai terlena dengan lamunanku, Bu Suti masuk rumah membawa handuk dan
perlengkapan mandi. Baju warna hitam tanpa lengan dengan belahan dada
rendah dan agak longgar menambah seksi penampilannya walaupun susunya
ukuran kecil. Dari bawah makin membuat panas penampilannya sebab,
legging cream yang dipakainya begitu mencetak setiap lekuk kaki, paha,
dan pantatnya yang bahenol. Tak hanya itu, saking ketat legging yang
dipakainya membuat garis memeknya tercetak dengan indah dan menggiurkan
naluri kelelakianku. Bu Suti pun menawarkan diri untuk memulai
persetubuhan di dalam kamarku. Tanpa banyak basa basi aku gandeng ia
menuju kamarku. Di dalam kamar, tanganku mulai bergerilia menjamah
setiap lekuk tubuhnya, terutama susu kecil dan pantat bahenol yang lebih
sering jadi sasaran kenakalan kedua telapak tanganku. Aku elus, aku
remas, aku usap, dan remas lagi susu dan pantatnya dengan halus. Bu Suti
menikmati dan membalas mengelus punggungku serta kontol yang sedari
tadi tegak mengacung di balik handukku. aku jilat dan kenyot halus
lehernya yang jenjang. Terasa gurih keringat lehernya dilidahku yang
semakin bernafsu melakukan tugasnya. Hingga akhirnya, bibirku sudah
mencaplok bibirnya. Kami berpagutan dengan liar. Tak lupa, lidah kami
saling kenyot saling lilit dan saling memberi jilatan-jilatan penuh
gairah. Entah berapa banyak liur kami yang tertukar dan tertelan habis.
Sehingga nafsu kami semakin lama semakin menjadi-jadi. Erangan demi
erangan, ke luar dari mulut Bu Suti. Matanya merem melek seiring erangan
yang keluar dari mulutnya. "emmmmhhhh ssshhhh deeeek puujiiii
suuuussssuuuu ibbbbbuuuuu diiikenyyyyoooott yaaaa!" pintanya dengan
suara bergetar sambil membuka baju dan kutang cream yang melekat di
tubuhnya. Tanpa banyak bicara, aku jilat melingkar bagian hitam susunya,
aku kenyot-kenyot puting hitam yang sudah mengeras. Ukuran putingnya
seukuran kelingking. Sungguh menggairahkan sekali. Kedua telapak
tanganku bergantian menjamah susunya. Meremas lembut. Sampai akhirnya
sebelah tanganku aku arahkan ke tengah selangkangannya. Aku
gesek-gesekan jari tengahku diantara memeknya sambil lidahku terus
menjilati susu dan mengeyot lembut puting susunya. "eemmmm ddeeeeeeek
maaaassssuuukkiiiiinnn uuuuddddaaaahhhh gaaakkk taaaahaaaann
gggaaaatttteeelllll memmmmeeekkk ibbbuuuu!" pintanya sambil mengerang.
Sesuai pintanya aku mulai turunkan legging cream dan celana dalamnya
langsung. Tampak bulu-bulut hitam memeknya. Aku bimbing ia untuk
berbaring di atas kasurku. Aku amati sebentar memeknya dan mulai
mengarahkan wajahku pada memeknya. Aku jilat liang memeknya, aku
kenyot-kenyot itilnya. Ia semakin menggelinjang merespon kelincahan
lidah dan mulutku. Tangan Bu Suti menjambak rambutku. Ditekan- tekannya
kepalaku pada memeknya sampai akhirnya kepalaku ditekannya kuat-kuat
terbenam di memeknya. Terasa cairan hangat mengalir dari liang memeknya.
"ssssshhhh aaaaaaaaahhhhhh keeellluaaaaarrrrr deeeeekkkk!" erangannya
sambil tetap menekan kepalaku dalam-dalam pada memeknya. Dengan perlahan
ia menaik turunkan pantatnya pada wajahku yang ia tekan diantara
memeknya. Tampak mulai kendur cengkramannya pada kepalaku. Sehingga aku
mulai menegakan badanku. Terlihat senyum Bu Suti penuh kepuasan. Aku pun
tersenyum sambil mengarahkan telapak tanganku untuk meremas susunya.
Aku jilat dan kenyot susunya. Bu Suti membalas mengusap-usap kepalaku
dengan lembut sehingga aku merasa begitu disayanginya. Tangan Bu Suti
kini menggapai kontolku dikocoknya perlahan dan mulai mengarahkannya
pada lubang memeknya. Dengan perlahan tak seperti pengalaman pertamaku
dengan Bu Suti, aku dorong perlahan-lahan kontolku. Terasa nikmat dan
hangat lubang memeknya. Kontolku terasa dipijit di dalam memeknya. Bu
Suti mulai menggoyangkan pinggulnya memutar. Kontolku terasa
diempot-empot. Nikmat sekali. Aku mulai semakin membenamkan kontolku
lebih dalam dengan memaju mundurkan dengan perlahan. "ssssshhh deeeekkkk
leeebbbiiihhh cccceeeeeepppaaaattt eeemmmhhhh eeennnaaaakkk." pintanya
sambil terus mendesah. Aku mulai menambah kecepatan gerakan kontolku.
Sehingga bunyi "plok plok plok" semakin keras terdengar. Kedua tangan Bu
Suti mulai meraba, meremas lembut dadaku. Aku semakin bergairah.
Mempercepat kocokanku. Sampai akhrinya, terasa memeknya berkedut-kedut.
"aaaaaaaahhhhhh aaaaaahhhhh ssssshhhhhhhh!" erangannya menikmati orgasme
kedua sambil tangannya menahan tubuhku supaya menghentikan gerakan
dalam memeknya. Peluh membanjiri tubuh kami. Ku lihat wajahnya tersenyum
puas. Aku cabut kontolku dalam memeknya. Sambil berbisik ku minta ia
menungging agak tinggi dengan di topang lututnya dan badan atas
telungkup di kasur. Tanpa ada penolakan ia menuruti permintaanku. Dengan
posisi nungging, pantat bahenolnya terlihat bulat. Aku amati liang
memeknya yang semakin merekah. Dan aku mulai maju mengarahkan kontolku
ke lubang memeknya. Bles kontolku terbenam di dalamnya. Dengan kontol
yang sudah terbenam dalam, aku mulai atur gerakan cepat dan perlahan
memaju mundurkan kontolku. Tiba-tiba muncul pikiran lain dalam otakku
ketika melihat lubang duburnya. Aku jiati jari tengah tangan kiriku
dengan ludah. Aku arahkan jari tersebut mengusap-usap lubang duburnya.
Bu Suti semakin liar melenguh, mendesah, dan mengerang. Aku semakin liar
mengocok memeknya dengan kontolku yang lincah di dalamnya. Aku coba
menusuk duburnya dengan jari tengahku yang basah. Ia pun makin melenguh.
"aaaaaahhhhh ssssssshhhhh ssssshhhhh." lenguhnya sambil memutar-mutar
pantatnya. Tak terasa jari tengahku sudah masuk setengahnya. Suara Bu
Suti mendesah dan meringis karena perih nikmat pada duburnya. Aku
semakin cepat mengocok kontolku. sedangkan jari tengah di duburnya aku
biarkan karena peret dan tercengkram kuat otot duburnya. Tubuh kami
semakin banyak dibanjiri peluh. Bu Suti semakin cepat memutar dan
menekan-nekan pantatnya. Kontolku terempot-empot di dalam memeknya
sehingga aku merasakan kepala kontolku mulai gatal dan geli. Hingga
akhirnya Bu Suti mendahului orgasme akibat kocokan kontolku yang brutal
pada memeknya. "ssssssshh aaaaaaaaahhhh keeeellluaaaar laaaagggiiii!"
lenguhannya begitu enak terdengar. Memeknya berkedut-kedut sehingga
kontolku yang sudah gatal dan geli memuntahkan banyak sperma di dalam
liang memeknya. Aku biarkan sperma tumpah dan terkuras habis di dalam
memeknya. Sampai akhirnya badanku ambruk menindih tubuhnya dengan kontol
yang masih terbenam di memeknya. Ketika sudah surut gelora yang
membakar hasrat birahi. Aku cabut kontolku dari dalam memek Bu Suti. Aku
rebahkan tubuhku di sampingnya. Bu Suti membalikan badannya mengarah
padaku. Wajahku ia cium-cium dengan lembut. Sedangkan aku diam saja
sambil terus ngos-ngosan. Tangan Bu Suti dengan lembut mengusap dadaku.
Mungkin sudah 10 menit kita berbaring bersama di atas kasur. Akhirnya Bu
Suti bangkit dan melilitkan handuk pada tubuhnya untuk pergi mandi.
Sungguh penampilan Bu Suti walau sudah tua tapi membuatku begitu nyaman
berada di sampingnya. Dengan berbekal handuk aku pun mengikuti Bu Suti
ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi kita pipis bareng sambil tanganku
iseng meremas-remas susu kecil dan kendor milik Bu Suti. Bu Suti
geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat ulahku. "udah ah, ibu
capek. Nanti kamu mau lagi." katanya tanpa menghindarkan tanganku pada
susunya. "iya bu, aku masih mau! soalnya aku pengen nyobain begituan di
kamar mandi." jawabku sambil memperlihatkan kontolku yang sudah tegak
berdiri. "tapi ibu sudah gak kuat. Kalau ibu begituan lagi ibu bisa
kelelahan dan ketiduran. Mana pekerjaan ibu masih banyak di rumah."
bantahnya mencoba menenangkan hasratku. "ya udah deh bu. bagaimana kalau
ini ibu hisap atau dijilatin aja?" pintaku sambil mengarahkan kontolku
ke arahnya. "iya deh ibu coba, tapi cuci dulu burungnya!" jawab Bu Suti.
Sungguh senang sekali Bu Suti mau melakukannya. Tidak seperti kemarin
ia menolak untuk menghisap kontolku. Dengan semangat aku cuci kontolku
dari sisa-sisa lendir yang lengket. Setelah melap kontolku dengan
handuk, aku arahkan kontolku pada mulut Bu Suti yang setia berjongkok
dihadapanku. Dengan ragu-ragu ia membuka mulutnya dan mendorong
kepalanya perlahan. Akhirnya, dengan perlahan kontolku masuk ke dalam
mulutnya. Terasa nikmat, geli, dan hangat. Secara natural, Bu Suti mulai
memaju mundurkan mulutnya. Agak ngilu ketika kepala kontolku
berkali-kali mengenai giginya. "emmmhhh enaaakk bu. Tolong sambil kepala
burungku dikenyot pelan-pelan bu." pintaku sambil merasakan sensasi
yang baru aku alami dioral perempuan. Kontolku merasakan sensasi luar
biasa. Hangat, geli, dan basah ketika berkali-kali ke luar masuk
mulutnya. Apalagi Bu Suti mulai memainkan lidahnya yang terasa dingin di
kulit kontolku. "emmmmhhh" rasanya seperti melayang di awang-awang.
Sesekali kepala kontolku dikenyotnya pelan-pelan dan menggemaskan. uh
rasanya, menenangkan jiwa. "haduh dek, leher ibu pegel. Kamu lama banget
ke luarnya." keluhnya sambil tangannya mengocok-ngocok kontolku. "iya
nih bu. Nikmat sih tapi kayanya aku gak akan ke luar kalau sama mulut
ibu." jawabku. "aduh, terus gimana biar kamu cepet ke luar?" tanyanya
dengan gemas sambil tidak berhenti mengocok kontolku. "ya, burung aku
masukin ke memek ibu aja biar cepet ke luar." jawabku. "yaudah deh ayo.
padahal ibu udah cape ini lutut udah gemeter kayak mau copot." ujar Bu
Suti sambil nyengir. Perlahan aku duduk di lantai kamar mandi sambil
bersandar pada dinding. Aku minta Bu Suti untuk naik di atas pangkuanku.
Awalnya ia terlihat bingung tapi dengan sabar aku arahkan badannya
supaya dia leluasa memasukan kontolku ke dalam memeknya. Sampai akhirnya
ia paham dan mulai menggoyang pantatnya memutar. Terasa, cairan
hangatnya mulai membasahi memeknya sehingga terasa licin dan membuat
kontolku leluasa. Aku minta Bu Suti untuk mengkolaborasikan gerakan
memutar, maju mundur, dan turun naik. Hasilnya, kontolku merasakan
kenikmatan yang tiada duanya. Dinding memeknya terasa mencengkram dan
meremas-remas kontolku. Sungguh enak sekali memek wanita tua ini.
Tanganku yang sedari tadi berada di pinggangnya mulai aku naikan untuk
meremas-remas susu dan memilin-milin putingnya sehingga Bu Suti mulai
merem melek dan mendesah dengan penuh kenikmatan. "ehhhhmmmmm
aaaaaaahhhhh aaaaaaahhh ssshhhhhhhhh." desahnya merasakan sensasi kontol
dan kenakalan kedua tanganku. Aku dekatkan lidahku menjilati lehernya
yang sudah basah oleh keringat. Terasa bau persenggamaan tercium
hidungku membuatku semakin bergairah oleh sensasi tersebut. Emm
nikmatnya. "deeeekkkk aaaahhhhhh sssshhhhh ibuuuu caaapppeeeeekk
eeemmmmmhhh peeeggggeeeelll ouuuuuhhhhh." ujarnya sambil mendesah
menikmati. "gantian aja bu, aku di atas. Ibu rebahan aja di lantai."
jawabku. Bu Suti mulai mencabut kontolku dan merebahkan badannya di
lantai sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar. Aku mulai menghujamkan
kontolku. Dengan gerakan cepat aku kocokan kontolku keluar masuk
memeknya. Bu Suti mendesah dan mengerang hebat akibat gerakan maju
mundur secara cepat yang aku lakukan. Kontolku merasakan geli dan gatal.
Tidak akan lama lagi aku akan mencapai orgasme, Aku semakin buas
menambah kecepatan maju mundur. Sampai akhirnya, kedua telapak tangan Bu
Suti mencengkram kuat punggungku. Desahannya semakin menjadi-jadi. Dan
akhirnya kita sama-sama orgasme. Nafasku ngos-ngosan. Cape tapi nikmat
sekali. Aku cabut kontolku yang sudah dibalut lendir dari memeknya lalu
duduk bersandar pada dinding kamar mandi. Bu Suti dengan perlahan
bangkit dan menggapai gayung untuk membersihkan memeknya. Pengalaman
kedua bersama Bu Suti diakhiri dengan acara mandi bareng. Usai kita
mandi, aku lihat jam dinding menunjukan pukul 11.38 WIB. Aku pasti
kesiangan tiba di sekolah. Tak terasa sungguh, ternyata lebih dari 3 jam
setengah kita habiskan untuk bersenggama memburu kenikmatan. Namun,
walaupun demikian aku tak menyesal karena Bu Suti selalu memberikan
kepuasan padaku dan selalu bersedia jika aku ajak ia ngentot. cerita ini
merupakan kisah lanjutan jadi yang pengen tahu kisah awalnya silakan
dibaca juga Akibat Sering Dililit Handuk
Post Top Ad
Sabtu, 30 Juli 2016
Nikmatnya Memek Bu Suti
Tags
# Cerita
# Setengah Baya
About PejantanTangguh
Setengah Baya
Label:
Cerita,
Setengah Baya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Post Top Ad
Author Details
Hanya seorang sarjana yang bekerja sambil belajar membuat blog berdasarkan dari pengalaman pribadi maupun pengalaman kawan-kawan.
KESAKSIAN BAGAIMANA SAYA MENDAPATKAN PINJAMAN SAYA DARI PERUSAHAAN PINJAMAN DAN TERPERCAYA. Saya bernama Theresia Widiyasari dan saya tinggal di Australia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar berhati-hati karena ada penipu di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial, dan karena keputusasaan saya, saya dibohongi oleh beberapa pemberi pinjaman online dengan nilai Rp75.890.000. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya yang merupakan seorang polisi merujuk saya ke sebuah perusahaan pinjaman yang sangat andal bernama DONNAHALL FUNDING LLC yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp950.000.000 dalam 24 Jam tanpa tekanan. Jika Anda membutuhkan pinjaman apa pun, cukup hubungi mereka sekarang melalui email: (donnahallfundingllc@gmail.com). Saya menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman karena saya melewati di tangan para pemberi pinjaman palsu.
BalasHapusJika Anda memiliki pertanyaan, hubungi saya: {theresiawidiyasari@gmail.com}
kalau saya boleh tahu.?
BalasHapusapa anda asli orang INDONESIA.?